Blogger Widgets

Rabu, 07 Maret 2012

Wawancara lucu dengan Science 2

Ini video udah lamaaaaaa banget, sekitar 3,5 tahun yang lalu mungkin, cuma setiap nonton video ini, aku selalu ngakak.

Ini juga pertama kalinya banget aku pake video editor dan itu kulakukan pas SMA. Ribet banget... Tapi asik :D

Thanks buat Adit yang udah ngambil video ini dan juga buat Dea, Kiki, dan Nindya yang diwawancara disini...
Nb: Kayaknya post yang satu bakal aku taruh di atas terus, maaf ya :D




Music: Destiny Island

Enjoy :D

Chaos at Flag Ceremony

Hai Guys!!... Kalian pasti punya pengalaman memalukan saat SMA yang masih bisa dikenang sampai sekarang kan? Nah, khusus untuk pengalamanku yang satu ini, yang ngenang bukan aku aja, tapi semua orang di sekolahku, padahal aku udah cukup terkenal di sekolah (Plaaak!!!), tapi gara2 ini semua kenangan sekolah yang diinget dan ada akunya, kebanyakan larinya ke kejadian ini...

Kebetulan, banyak sepupuku yang lebih muda dari aku sekolah di sekolah yang sama, kalo mereka tanya ke seniornya mereka kenal aku ato ga, pasti jawaban mereka: "Yang nabrak tiang itu kan? hahaha".

Padahal buatku, kejadian itu cukup tragis.

Waktu itu aku kelas 2 SMA dan lagi liburan sekolah selama 2-3 mingguan. Sayangnya pengalaman liburan itu malah aku habiskan untuk rawat inap di rumah sakit. Aku kena sakit typus, penyebabnya karena terlalu banyak aktivitas dan males makan, padahal waktu itu aktivitasku cuma sekolah sama paskibra, walaupun emang full dari pagi sampe sore ga berhenti2, tapi aku menikmatinya banget.

Di hari pertama aku masuk sekolah setelah keluar dari rumah sakit. Diadakanlah itu... upacara bendera, dan pembina upacaranya kebetulan lagi yang datang adalah polisi. Karena masih baru banget masuk setelah liburan, petugas upacara yang biasa digilir tiap kelas, jadi paskibra yang wakilin.

Saat emak (temenku, orang tua di paskibra istilahnya) menawarkan siapa yang mau jadi pembawa naskah pancasila, akulah yang menawarkan diri, soalnya aku sendiri juga kangen banget sama aktivitas paskibra. "Ga tau diri, habis sakit juga" pikirku, tapi aku memang lagi kangen banget dan ingin berpartisipasi entah itu kegiatan paskibra macam apa. Temen2ku ngasih tugas itu akhirnya ke aku, dengan ragu.

Nah, upacara dimulai, ni aku sadar kalo tadi pagi aku ga makan cukup banyak, sebelahku, anak osis yang juga temen sekelasku, bambang, bingung liat aku jadi tura.
"Lah, fal? lu jadi tura, baru sembuh juga?"
"Iya bang, kangen sih tapi aku takut pingsan juga"

Si bambang cuma ketawa, terus kita ngobrol. Aku waktu itu bertekad, "Pokoknya ga boleh pingsan, pokoknya ga boleh pingsan!". Gila aja!! Aku pake baju PDH khusus paskibra gini dan yang jadi pembinanya polisi pula. Waktu itu biasanya dua minggu satu kali yang ngadain upacara itu cuma per kelas, karena kegiatan sekolah waktu itu sedang sibuk2nya, dan sekarang ini seluruh sekolah ikut semua! Dari anak kelas 1,2,3, guru2, dan juga beberapa polisi itu.

Nah, saat aku pembacaan pancasila itu diadakan, chaos begin!. Aku maju ke sebelahnya pak polisi itu buat ngasih naskah pancasilanya. Nah pas dia selesai baca pancasila dan aku harus nunggu di sebelahnya itulah, aku mandang lagi ke depan, Kok berbayang semua....
"Mampus! (Dalam hati, masih sadar) Nih pasti bakal pingsan, duh gimana...!, apa balik sekarang??!!"

Aku ngeliat kelas kosong di belakangku, berusaha memastikan kalo aku bisa masuk kesana untuk numpang pingsan. Memang sih, semua orang pasti bakal mikir "ngapain nih orang masuk kesana di tengah upacara kayak gini, ga sopan!". Tapi daripada pingsan di sebelah polisinya gini kan?. But, Damn!! pas aku liat lagi, kelasnya digembok!

Aku ga punya cara lain, selain balik ke tempatnya bambang dan pingsan disitu, walaupun masih keliatan publik juga. Aku langsung balik kanan dengan tegas, lalu *zleeb* Gelap! Ni aku udah pingsan, tapi aku ngerasa kalau aku masih jalan. Berdasarkan cerita teman2 sekelasku, sontak pas aku balik kanan semua orang langsung ngeliatin aku di tengah ceramah pak polisi tentang narkoba yang memang ngebosenin banget. Bambang melongo ngeliatin aku yang ternyata lama2 aku ga jalan langkah tegak maju, tapi langkah gontai yang miring2 dan setelah beberapa lama kemudian, *DUAGHH* aku nabrak tiang tembok yang ada di belakang guru2, kenceng banget! (guru2 ga sadar kalo aku udah ga ada di tempat, mereka cuma bengong ngeliatin anak2 yang bengong ngeliatin aku), dan meluk tu tiang sambil pelan2 merosot ke bawah. Spontan seluruh siswa SMAN 2 Cibinong langsung ketawa kencang memotong ceramah pak polisi tadi dan keadaan langsung berisik. Dan begitulah aku digotong ke kelas kosong oleh banyak ibu guruku.

"Fal...!!?, kamu gak papa nak? Kamu gak papa??" *sambil nelponin ibuku buat jemput aku*
*Bingung di luar berisik, semua guru mijetin aku* "Eh, gak papa bu, gak papa" *meringis, ada guru yang mijetnya sakit banget!*
"Ah yang bener kamu!! Itu kamu kesakitan gitu! Yang mana yang sakit??"
"Iya kok bu beneran gak papa... (haduh buuuk, pelan2 dong mijitnyaaaaaa!!!"

Akhirnya datanglah paklekku buat jemput aku, aku ga sempet ke kelas yang pastinya mereka bakal ngebahas ini selama seminggu terakhir. Waktu itu yang ada di pikiranku cuma teman2 paskibra seangkatanku, soalnya di aturan paskibraku, kalau satu orang buat kesalahan saat upacara, semuanya kena hukum, yang rupanya aku buang2 energi buat nghawatirin soal itu, mengingat mereka semua ketawa, termasuk senior2ku yang harusnya hukum mereka.

Kejadian ini bahkan sampai terabadikan di CD tahunan angkatanku (dea sialan!). Besoknya setelah kejadian itu, semuanya ketawa ngeliat aku, bahkan temen baikku ada yang ngomong gini:

"Maaf ya fal, aku kasian tapi aku ketawa, habis lucu sih, hahahaha..."

-_-...

Sabtu, 03 Maret 2012

Anin

Sudah satu bulan sepupunya sepupuku yang dari New Zealand datang kesini. Aku berteman akrab dengannya (setidaknya dari email). Email-emailnya untukku panjang sekali, dan dia suka mengoreksi bahasa Inggrisku yang payah. Disana aku suka bertanya-tanya mengenai keadaan negaranya, karena aku berencana (mungkin) untuk bekerja disana setelah lulus nanti. Dia boring dengan negaranya, dengan alasan yang sama seperti aku boring dengan kampusku.
Alasannya adalah mereka baik, sangat baik, hanya saja kami tidak cocok dengan mereka, entah mengapa bisa begitu.

Anin ini adalah seorang adventurer, berbeda denganku yang seorang anak rumahan. Dia suka pergi ke tempat2 yang tidak pasti, sedangakan aku hanya suka pergi ke tempat yang pasti2. Setelah lulus nanti, dia ingin keluar dari negaranya dan kembali ke negara sebelumnya dimana ia menjalani masa SMAnya, Australia. Semua teman2nya ada disana, dan dia juga ingin bekerja disana, di kota yang ramai (Sydney tentunya, bukan Perth), berbeda dengan NZ yang seperti kota mati baginya (aku tahu itu hanya "baginya", kenyataannya dia juga agak merasa bersalah soal argumennya itu).

Di email, kami benar2 membicarakan tentang masa depan, tujuan, kehidupan, dan juga lingkungan2 negara yang pernah kami kunjungi. Dia juga bisa membaca dalam emailku, bahwa aku tidak benar-benar menyukai fitness, well... aku suka dengan exercisenya, tapi aku tidak begitu suka mempelajarinya. Dia juga memandang bahwa sebagian dari alasan aku fitnes adalah untuk melupakan hal-hal yang tidak menyenangkan untuk dipikirkan, atau membuatku depresi, istilah gampangnya. Tapi apa lagi yang kupunya? Aku bertekad untuk menjalani hal ini dulu dan membangun cita2 dengannya. Mungkin aku bisa saja berpikir bahwa aku bisa ikut kompetisi2 dari fitnes ini, kau tau, seperti L-Men of the year dan sebagainya itu, tapi hanya membayangkannya saja membuatku takut. Itulah kenapa aku untuk sementara memilih fokus untuk bertujuan menjadi trainer dulu untuk karier masa depanku, selain karena aku cukup suka mengajar aku juga terinspirasi oleh acara The Biggest Loser Asia.

Berbeda denganku, walaupun mbak Anin (usia kami sama, tapi orang tuanya lebih tua dari orang tuaku, tradisi jawa) tidak memiliki lingkungan dengan teman2 yang dia inginkan seperti aku, dia sudah mengetahui dan menjalani passion dari hidupnya. Design adalah sesuatu yang ingin dia kerjakan dalam hidupnya, dia bisa melihat bidang itu ada di masa depannya dan ia bisa mengerjakannya dengan bahagia. Aku juga ingin seperti itu, setidaknya mengetahuinya dulu saja, urusan menjalaninya itu belakangan.

Kadang2 aku berpikir bahwa aku sangat tidak bersyukur karena banyak mengeluh di dalam hati. Hanya saja ya begitu, aku ingin sekali hatiku gembira dan bersyukur, tapi rasanya palsu sekali. Ketika aku berusaha melihat orang yang berada di bawahku aku malah merasa sepeti orang sombong dan tidak menghargai kehidupan orang2 yang berada di bawahku tersebut, tak pernah benar2 ada orang yang ingin dikasihani untuk hal2 semacam itu.

Selain itu aku juga bertanya padanya mengenai lingkungan disana. Dari pendapatnya, aku merasa New Zealand adalah tempat yang lebih cocok untukku daripada Australia dan negara2 lainnya. Walaupun aku punya ketertarikan dengan Malaysia, hanya karena aku pernah transit sekali disana dan melihat twilight yang indah dan lama sekali, seperti kota yang ada didalam impianku, tapi entahlah...

Aku juga bertanya mengenai pendapat para Kiwi mengenai orang Asia (dia (Anin) chinese). Dia bilang biasa2 saja, mengingat penduduk New Zealand juga campuran berbagai ras. Aku jadi ingat waktu aku homestay di Australia dan cukup kaget bahwa ini pertama kalinya homestay parentku berani menerima orang muslim dari puluhan anak yang pernah tinggal di rumahnya (mudah menebak agamaku dari wajahku, beberapa orang di negaraku sendiri mengira aku punya darah arab, padahal tidak sama sekali), aku tidak begitu menanyakan alasannya mengingat sepertinya aku tahu apa jawabannya.

Mengenai rencana hidup di New Zealand itu, dia menyarankan aku untuk mengambil kuliah dulu disana, kuliah apa saja, agar mudah untukku menjadi permanent residence. Aku tak tahu harus bagaimana mengenai itu, aku hanya membalas bahwa selama aku bisa menemukan lingkungan dan pekerjaan yang aku cari, aku inginkan, aku tak perlu repot2 untuk memutuskan tinggal di New Zealand, seperti yang kubilang tadi, aku anak rumahan, pikiranku untuk keluar negeri adalah untuk menjalani hidup disana, bukannya berpetualang. Tak ada yang benar2 tahu mengenai saran untuk masa depanku, bahkan ayahku sendiri, yang kukenal sebagai pemecah masalah nomor satu di dunia. Walaupun selama ini aku merasa perasaan kuat, bahwa apapun yang terjadi aku harus menyelesaikan kuliahku, dan menjalani rutinitas fitnesku. Aku juga merasa ada sesuatu yang aneh akan terjadi di masa depan. Entahlah, aku hanya bisa menunggu. :)

Aku dan keluarganya Pakde Mik(Mbak anin yang memakai baju garis2 di tengah) sehabis menonton film Negeri 5 Menara, film yang menginspirasi dan bagus sekali, kalian harus menontonnya. :D