Blogger Widgets

Rabu, 15 Februari 2012

Kang Aldi

Impianku adalah menjadi seorang trainer tim biru, tentu. Hanya saja sulit membayangkan orang yang menginspirasiku dalam hal itu, maksudku, trainerku sendiri bukan trainer yg tepat untuk ditiru.
Aku mencari-cari, orang yang tepat untuk menjadi inspirasiku, bahkan Dave Nuku pun belum cukup (aku ingat dia merestui strategi water loading yang digunakan tim birunya sendiri, belum lagi aku punya dugaan kuat bahwa fokus utamanya adalah pekerjaannya, bukan kliennya). Lalu aku menemukan orang yang tepat, orang itu bernama Aldi, instruktur paskibraku dan sekaligus ketua paskibra saat aku kelas 1 SMA.

Masa SMPku jauh lebih parah dari masa SMAku (masa SMAku indah, maksudku disini adalah dalam hal kemampuan fisik). Waktu itu, karena terpaksa, aku masuk ekstrakulikuler paskibra karena ekskul itu kekurangan anggota. Pertama kali masuk kami semua saling memperkenalkan diri, instruktur2ku baik sekali. Kami memanggil instruktur kami dengan Kang atau Teteh. Setelah itu kami latihan, anak-anak yang baru hanya diberi latihan jalan di tempat, dan itu saja sudah melelahkan sekali, saat itu kang aldi melatihku secara personal, menyemangatiku dengan lantang, menyuruhku marah pada tembok agak gebrakanku lebih kencang lagi, dia... mengagumkan sekali, saat itu aku mulai jatuh cinta dengan paskibra, selain karena alasan kebersamaan teman2 kami disana sangat kuat dan terasa menyenangkan.

Kang Aldi, yang memakai baju kotak2

Aku sangat menghormatinya, dan bukan dia saja, tapi instruktur yang lain juga sangat kuhormati. Aku ingat sekali kami diwajibkan menyapa instruktur2 kami jika berpas2an dengan mereka di mana saja. Dulu waktu itu aku, sangat, sangat polos, aku tak mengerti mengapa aku dan sedikit dari temanku yg lainnya dipisah pada saat latihan, yang dimana hal tersebut dilakukan karena aku tidak diikutsertakan lomba, tapi hanya melihat mereka latihan (jam latihanku lebih sedikit dan aku jadi menunggu mereka) di saat senja, membuatku sangat bahagia, memiliki teman dan senior yang tidak kumiliki dengan baik saat SMP.

Kang Aldi juga sangat care untuk menjaga perasaan adik2nya, dia tahu aku... well... lemah, dan ketika seorang senior menyuruhnya untuk menggebrak2an badanku (aku tak tahu bahasa benarnya apa) dia berbisik "tahan ya", selain itu aku ingat ketika kami disiram satu per satu di tengah malam saat pelantikan (hanya kepala saja), dia menyiramku dengan sedikit sekali karena mungkin dia takut asmaku kambuh (semua instrukturku selalu sangat berhati-hati denganku, kalau diingat sekarang rasanya memalukan sekali). Aku juga ingat ketika ada pengibaran bendera di kabupaten dan hanya aku saja yang tidak masuk dalam pasukan (dimana, lagi2 aku tak tau soal itu), kang Aldi berusaha mengharuskan aku untuk berpartisipasi, dengan nada yang semangat dia meminta tolong agar aku mendokumentasikan semuanya. Hal yang paling tidak akan pernah kulupakan adalah akhir malam pelantikan terakhirku, dimana kami semua ditutup matanya, berpegangan tangan secara melingkar, dialunkan musik "sampai ku menutup mata", dan Kang Aldi berceramah mengenai Indonesia dan betapa para instruktur kami mencintai kami, itu adalah hari terindah kedua dalam hidupku, hari terindah pertama adalah hari terakhirku di paskibra.

Sekarang Kang Aldi menjadi personil band, Humzter, aku berharap dia sukses di karirnya, dan aku berharap bisa menjadi trainer seperti dia. Yang bisa meng-impress orang lain untuk menjadi lebih baik.

Terima kasih Kang!, Teh!, Terus Semangat!! :)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar