Blogger Widgets

Jumat, 17 Februari 2012

Me and The Resitance Training Specialist Seminar

Hari Jumat tanggal 17 Februari kemarin, aku ke bandung untuk mengikuti Progam RTS ini yang diselenggarakannya di Hotel Aston.
Like always, sampai disana sindrom minder datang karena aku tahu mungkin aku yang paling muda, badannya paling kurang berbentuk, dan mungkin lagi aku satu2nya yang bukan trainer disini (uuuh, aku harap trainerku ga baca blogku ini). Tapi menurutku agak aneh kalau seorang yang sudah jadi trainer ikut seminar2 atau pelatihan2, maksudku bukannya mereka ikut latihan ini sebelum jadi trainer agar ke depannya mereka bisa jadi trainer yang tahu soal ini? memang terbalik menurutku, anyway, mari kita lanjutkan.

Jadi aku sembunyi di mobil dulu sampai jam 9 kurang 15 nanti, di mobil, like always again, aku ngeliat orang super berotot yang lagi2 bikin aku minder. Kufotolah mereka diam2, dan kukirim ke grup bbm teman2ku untuk mencari hiburan.





Thanks untuk sahabat2ku yg satu ini karena ga berhenti untuk support aku. :)
Saat aku duduk, aku melihat Pak Halim Tsiang mempersilahkan aku masuk dengan senyuman super ramah, saat di ruangan seminar dia berkata padaku dengan nada sangat bersahabat "Naufal rajin sekali ya belajar terus", oh WAW! orang terkenal ini ingat aku! dan pujian itu terlalu berat untukku, aku mengiyakan dan tersenyum lalu mencoba duduk dengan canggung.

Nah, RTS ini pengajarnya adalah Dr. Mark Slavin, ditranslatekan oleh Pak Halim Tsiang.



Ade Rai juga datang dan sedikit memberi pengarahan disini. Astaga... orang ini attitude-nya baiiiik sekali!


Sekarang aku akan nulis soal hal2 ilmiah yang cukup unik yang diajarkan di RTS ini, yang bukan Gym-ers bisa dilewat aja bacanya :p.

Intinya seperti bahwa tiap latihan itu ada manfaat serta tingkat resikonya, seorang trainer harusnya bisa memaksimalkan manfaat itu dan mengecilkan seminimal mungkin resiko. Bukan hanya soal resiko yang terjadi saat latihan, tapi manfaat spesifiknya, contohnya ketika kita mau melakukan bench press untuk dada, tapi yang kena malah shoulder, dengan kata lain otot yang ingin kita latih tidak sesuai dengan dengan kenyataan otot yang kita latih.

Inti rumusannya adalah: Every Exercise Type = Positions/Motions + specific Resitance + specific Time + specific Effort/Exertion

Kepalaku sakit banget waktu menelaah rumus ini.

Nah, dalam potition/motion ini yang terpenting adalah bagaimana gravity bisa memberikan force (tekanan) pada body (tubuh), jadi sepengetahuanku semua latihan yang baik itu sudutnya sejajar pada gravity ini, dan lagi tidak melewati batas dari range of motion tiap orang.

Berikutnya soal spesifik exercisenya, kutulis ringkas aja ya:
1. Pada Biceps Curl, untuk memberikan efek terbaik, curl tidak boleh diayun dengan badan, dan bertumpu dengan sendi tangan (elbow)

2. Lalu pada bench press, Hey! Tahukah kalian bahwa latihan flat bench press saja dan tanpa incline sebenarnya sudah cukup? Flat Bench press sudah memberikan tekanan pada otot dada secara merata, semakin kita incline, semakin tekanan akan berpindah pada shoulder, walaupun tekanan pada otot dada atas memang bertambah tapi tekanan pada otot dada bawah akan berkurang, padahal otot dada bagian bawah kita biasanya juga jarang dilatih, setidaknya kalau memang mau incline, lakukanlah dalam berbagai sudut. Dan pada bench press ini, lakukanlah dengan tulang belikat terkunci agar tekanan otot benar2 ke dada dan lakukan pada sudut 90 derajat tiap sisi sudutnya.

3. Pada pull down atau pull up, posisi shoulder harus dinaikan pada titik relaksasi, dan ada juga aturan mengenai sudutnya, sulit aku menjelaskannya disini (mengingat aku juga masih bingung) nanti kuberitahu websitenya.

4 Lalu ada juga latihan2 yang buruk untuk dilakukan, seperti: Upright Row, Dip (kecuali kita tahu teknik yang benar, dan itu agak sulit), Pull down behind the neck, Skull Crusher tapi sampai over head (latihan untuk triceps itu), dan aku menyarankan latihan seperti sit up dan crunch (laying in floor) tidak dilakukan, kalau sit up alasannya karena lower back dan crunch alasannya karena tidak ada tekanan tambahan dari gravitasi (maksudku bukan seperti rowing itu, rowing kan ada bebannya, sudahlah), jadi bukannya tidak boleh dilakukan juga, tapi hanya kurang efektif (aku dapat info ini dari pelatihan suspension trainer-ku).

5. Penggunaan machine leg extension diharuskan untuk memberi posisi lurus baik pada calf sampai telapak kaki, dikarenankan sendi kaki juga sendi engsel.

6. Pada shrugs, agar benar2 kena trap, bahu tidak hanya dinaik turunkan saja, langkah yang benar adalah pertama dinaikan secara biasa, lalu pada titik maksimum kontraksi tulang belikat dikunci sambil turun kebawah dalam posisi relaksasi.

7. Damn, yang ini aku lupa nama mesinnya, tapi ini latihan untuk otot external obilque (otot perut samping, kalau tidak salah hip rotator. Intinya titik putaran ke kiri dan ke kanan tidak lebih dari 30 derajat (banyak sekali orang yang melakukannya bahkan lebih dari 90 derajat, termasuk aku), lalu yang berputar hanya hip nya saja, dari titik otot chest bagian bawah ke atas diam kaku.

8. Latihan untuk otot perut samping saperti jack knife tidak mengenai external oblique tadi, melainkan otot dialam external obliquenya, lakukan crunch menyamping untuk melatih otot external oblique yg sebenarnya.

Aku yakin masih banyak lagi, tapi biar kupelajari dulu :p.



Peltihan berlangsung dari jam 9 sampai sekitar jam 4 lebih, selain hanya di ruang seminar, kami juga naik ke Rai Fitness untuk mendapat contoh praktek langsung dari sana.

Ini sertifikatnya.

Lalu juga ada sesi foto2 (HPku baterainya habis! Sial, Sial, Sial, Sial!!!). Saat pulang, aku merasa... well... tidak pulang dengan sopan, mengingat Pak Halim Tsiang dan Ade Rai sendiri memberi perhatian yang baik padaku (menjadi pemalu itu sangat tidak menyenangkan), jadi aku mencari rest area terdekat, makan dan numpang charger (pelayannya ramah sekali), dan mengirim bbm terima kasih pada mereka berdua.

Eh! dibalas!



Senangnyaaaaa...!!! ^_^



Tidak ada komentar:

Posting Komentar