Blogger Widgets

Selasa, 14 Februari 2012

Me at Rai Institute

Melihat iklan Self Study Kit Personal Trainer, aku memutuskan untuk "nekat" mengambilnya.
Minder? Tentu saja masih, tapi kupikir semakin kutunda hal-hal yang bisa kulakukan sekarang, semakin sempit kesempatanku untuk melakukan hal-hal lain, mengingat setelah lulus kuliah aku benar-benar ingin hidupku yang baru, aku ingin berusaha keras dan menjadi senang karenanya, seperti dulu.
Jadi sekarang beratku 59 kilo, menaikkan 4 kilo itu saja aku sudah mati2an, karena setelah 10 kilo dan memulai progam gym itu, badanku membesar dengan jauh lebih lambat daripada sebelumnya walaupun kemampuan fisikku meningkat dengan pesat.
Aku membayangkan, well... akan banyak orang2 besar disana, maksudku orang2 berotot yang biasanya membuatku minder, kututup rapat2 pikiran itu.

Isi Self Study Kit itu adalah buku super tebal yang sempat mengagetkanku, ternyata hanya karena gambar2nya saja yang membuatnya super tebal, dan 2 DVD rekaman pengajaran dari Halim Tsiang, kutebak dari DVD itu Pak Halim tidak suka pelajaran matematika.

Akhirnya tiba juga hari seminar dan ujiannya, dan aku telat. Jalan2 di Jakarta memang luar biasa memusingkan dan macet, beberapa kali aku melewati jalan yang salah hingga aku harus menelpon Pak Halim Tsiang sendiri (instruktur Rai Institute yang cukup terkenal itu) hanya untuk menanyakan jalan menuju tempat seminarnya. Sampai disana aku disambut sangat amat ramah oleh Pak Halim Tsiang, aku melihat sekelilingku, hanya bisa berkata "WoW" dalam hati, manusia2 berotot ini bisa membuatku seminder ini, kurasa aku butuh terapi.

Di saat pengajaran, banyak sesi tanya jawab berlangsung. Sebenarnya aku menyediakan beberapa pertanyaan, tapi langsung kuurungkan mengingat aku curiga pada diriku sendiri bahwa pertanyaan2 ini kubuat hanya agar aku telihat "pintar". Lagipula pertanyaan teman2ku jauh lebih berkualitas dan lebih membingungkan.

Sifat Pak Halim pada saat seminar itu berbeda sekali dengan di DVDnya, dia sangat.... apa ya istilahnya, gaul... Dia banyak bercanda dengan menghubung2kan fitnes ke seks, "untung disini ga ada ceweknya" dia bilang, karena memang semua pesertanya laki-laki.

Lalu di kelas itu ada kejutan, Ade Rai datang, Waw! Dia besar sekali, tapi orang yang tingginya 193 cm dengan berat 93 kg seharusnya memang "besar". Dia orang yang sangat-sangat-sangat bijaksana, kelihatan dari nada suaranya yang lembut dan dalam serta persepsinya mengenai fitnes. Inti dari semua ucapannya, fitnes adalah kesehatan, dengan kata lain orang yang fitness seharusnya orang yang memelihara kesehatannya, karena pada dasarnya banyak orang menggunakan doping dan sebagainya itu, hanya untuk membesarkan ototnya, orang akan menghargai kesehatan jika ia kehilangan kesehatan itu, lengkap dengan contoh2 simpelnya yang sangat Wow!. Dia sempat menunjukku, "contohnya, adek umur 20 berapa sekarang?", aku senang dia langsung melihatku sebagai orang umur 20-an, attau mungkin karena semua orang disini besar-besar dan dewasa, sehingga harusnya memang ujian ini diikuti orang dewasa.


"With Ade Rai", anyway yang pakai baju biru itu keren sekali, aku baru menyadarinya di bbm, dia sering photo shoot memakai kostum yang sangat-sangat-sangat kuinginkan (Iron man warna biru, lagi2 aku iri setengah mati), dan photo shoot di dalam air juga, badannya juga ideal sekali. Kurasa dia melakukan side job dengan artis2 terkenal, semacam dancer panggung begitu.


Setelah sesi berfoto-foto (sialnya tidak ada berfoto-foto dengan Pak Halim karena dia sibuk memegang kamera, padahal aku ingin sekali), kami makan cemilan sore dan langsung ujian. Ujiannya tidak sulit, tapi pertanyaannya banyak dan jawabannya panjang sekali, sebelahku (yang sudah jadi trainer), berkata bahwa ujian hitung2an kalorinya sulit dan aku menawarkannya untuk mencontek milikku, agak aneh sebenarnya, bukannya harusnya aku yang mencontek?, beberapa ada yang mencontek di buku mengingat Pak Halim sedang diwawancarai tepat dibelakang kami dengan beberapa orang yang kurasa membesarkan volume suaranya ke ukuran yang tidak perlu (aku nyaris marah karena tidak bisa konsentrasi sama sekali ketika dia berbicara). Butuh waktu sekitar 2,5-3 jam nonstop untuk mengerjakannya, aku yang paling cepat, bukan karena aku sangat bisa, tapi karena aku merasa otakku sudah berada pada limitnya, tak bisa berpikir lagi, kucoba memeriksanya tapi otakku ngadat sehingga aku menyerah dan langsung mengumpulkannya ketika selesai, aku sempat menunggu sampai seseorang mengumpulkannya tapi aku tak tahan lagi. Teman2ku bertepuk tangan, membuatku malu, Pak Halim berkata bahwa yang muda otaknya memang encer, padahal otakku sudah mampet setengah mati, Sebelum beranjak pulang, aku meminta fb/pin bb semua teman2ku itu (entah darimana keberanian itu muncul, harusnya aku malu). Saat menuju pintu keluar, dengan sangat sopan Pak Halim berterima kasih dan bertanya dimana gymku, aku kira maksud pertanyaannya adalah member gym mana aku ini? ternyata maksudnya trainer gym mana aku ini?. Begitulah hari itu berakhir dengan kepalaku langsung sakit parah tepat setelah aku keluar dari pintu itu.

Setelah sebulan kemudian, hasilnya keluar, dan aku lulus, senang sekali! yang membuat aku lebih senang lagi adalah nilaiku yang High Distinction, 92, itu nilai paling ideal yang bisa kuharapkan mengingat entah kenapa aku berharap nilaiku ada angka "2"nya (konyol sekali ya?). Ini merupakan sertifikat personal trainerku yg pertama yg kuharapkan bisa membantu karierku nanti, dan waktu itu pengalaman fitnesku sendiri masih 8 bulan, dengan start yang parah. :p






Tidak ada komentar:

Posting Komentar